Buka-bukaan Upaya Pembangunan KRL Stasiun Parungpanjang-Citayam-Nambo

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor Tengah mengupayakan pembangunan jalur KRL dari Stasiun Parungpanjang menuju Citayam hingga Stasiun Nambo.

Hal itu sebagai langkah mendekatkan masyarakat di wilayah barat dan utara Kabupaten Bogor dengan pelayanan di pusat pemerintahan, yakni Cibinong.

Dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) pun, opsi membuka rel kereta dari Parungpanjang-Citayam mencuat. Pemkab Bogor pun telah memetakan wilayah-wilayah yang akan dilintasi rel baru tersebut.

“Tinggal implementasi dari Dirjen Perkeretaapian,” ujar Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika, Jumat (1/3/2019).

KRL Commuterline direncanakan menjadi sarana transportasi massal yang menghubungkan wilayah utara dengan timur itu, lantaran banyaknya permintaan masyarakat agar lebih mudah menuju Cibinong.

Selain itu, moda transportasi berbasis massal tengah digandrungi belakangan ini. Menurutnya, mulai Stasiun Parungpanjang hingga Nambo akan menjadi commuterline double track (jalur ganda) sepanjang 35 kilometer sebagai sarana transportasi utama masyarakat.

“Yang jelas, kalau ada KRL dari Citayam ke Parungpanjang atau sebaliknya, waktu tempuhnya bisa hemat sampai satu jam dibanding naik motor apalagi mobil,” jelas Ajat.

Pemerintah Kabupaten Bogor pun telah menyiapkan lahan-lahan yang mungkin akan dibebaskan Dirjen Perkeretaapian, lewat Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahub 2016 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

“Jadi kita tunggu saja pusat mengerjakannya. Karena mulai pembebasan lahan hingga pembangunan fisiknya dilakukan Kementerian Perhubungan,” ujar Ajat.

Lahan-lahan yang dipagari dalam RTRW itu meliputi Desa Dangdang, Desa Sukamulya di Kecamatan Parungpanjang. Kemudian Gunungsindur, Desa Waru Jaya, Desa Pamagarsari, Desa Sasakpanjang dan Pabuaran.

“Kalau untuk luasan-luasan, PT KAI yang memastikan. Tapi, kami sudah pagari. Dalam RTRW desa-desa yangbakan jadi lintasan, kami tidak izinkan untuk alih fungsi yang lain,” jelas Ajat.

Kondisi lokasi yang bakal jadi lintasan kereta, kata dia, masih berupa ladang sawah atau perkebunan dan sebagian pemukiman penduduk. Sehingga, konsultan perencana mengusulkan tiga alternatif trase sebagai perlintasan kereta.

Dia menjelaskan, alternatif pertama berawal dari Stasiun Parungpanjang melewati Desa Dangdang, Desa Sukamulya, Gunungsindur, Desa Warujaya, Desa Pamagarsari, Desa Sasakpanjang dan berakhir di Desa Pabuaran tepatny di persilangan dengan jalur kereta Jakarta-Bogor.



“Di sebelah selatan Stasiun Citayam arah Bogor menuju Stasiun Nambo, rencana akan dibuat overpass dan shelter nantinya,” terang Ajat.

Kemudian, alternatif kedua, berawal dari Stasiun Parungpanjang dan Stasiun Cicayur menelusuri Desa Suradita-Sungai Cisadane-Padurenan-Parung-Duren Seribu berakhir di selatan Stasiun Citayam arah Bogor menuju Nambo.

Sementara alternatif ketiga, berawal dari Stasiun Cicayur melewatj Desa Suradita-Sungai Cisadane-Gunungsindur-Padurenan-Parung-Duren Seribu berakhir di selatan Stasiun Citayam arah Bogor menuju Nambo.

“Jadi nyambung dari Parungpanjang, Citayam, Cibinong, Nambo, Cileungsi, Jonggol, Cikarang sampai Priok. Bisa hemat waktu sampai satu jam termasuk kereta barang,” ungkapnya.

Sumber: Pojok Bogor

Posting Komentar

0 Komentar